JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengatakan kasus 131 anak yang menderita gangguan ginjal akut (acute kidney injury) misterius harus menjadi perhatian serius. Ia pun mendorong pemerintah melibatkan BPOM dalam satuan tugas bersama antara Kemenkes, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mengatasi kasus tersebut.
Berkaca dari kasus yang sama di Gambia yang menurut WHO disebabkan oleh obat-obatan anak, maka BPOM perlu memastikan semua peredaran obat anak yang beredar di Indonesia.
Baca juga:
Vaksinasi Covid-19 Inhu Per 2 Februari 2022
|
"Terkait dengan keterlibatan BPOM, Gugus tugas perlu melibatkan dan mendorong BPOM untuk melakukan pemeriksaan kembali atas kandungan obat untuk anak yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut pada anak ini, termasuk obat-obatan anak yang dijual bebas, " ujar Kurniasih dalam keterangan tertulis yang diterima Media, Jumat (14/10/2022).
Legislator Dapil DKI Jakarta II ini menyebut, meski di Indonesia penyebabnya masih menjadi misteri pelibatan semua stakeholder bisa dilakukan sedari diri untuk melakukan mitigasi di semua sektor.
"Termasuk dari sisi penelitian perlu untuk melihat lebih pasti apa penyebabnya, komunikasi dengan WHO dan juga belajar dari Gambia yang sudah lebih dulu memiliki kasus juga bisa dilakukan. Setelah tatalaksana diterbitkan Kemenkes, semua stakeholder harus bersiap diri, " ungkap Kurniasih.
Kepada para orang tua, Kurniasih berpesan agar selalu berkonsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan obat-obatan untuk anak-anak. Apalagi kini ada layanan pembelian obat secara daring.
"Waspada dengan langkah konsumsi obat-obatan untuk anak sebisa mungkin dengan anjuran dari dokter atau tenaga kesehatan. Membeli obat secara daring juga ada tata caranya yang sudah dijabarkan oleh BPOM. Periksa kembali agar semuanya aman, " sebut Kurniasih.
Politisi Fraksi PKS ini juga meminta agar Kemenkes dan gugus tugas selalu memberikan perkembangan baik dari penelitian yang dilakukan di Indonesia maupun hasil koordinasi dengan WHO melihat ada kemiripan dengan yang terjadi di Gambia.
"Masyarakat khususnya orang tua pasti ingin mengetahui selain penyebabnya juga tindakan pencegahan yang bisa dilakukan serta langkah-langkah jika ternyata memiliki gejala yang mirip dengan kasus gagal ginjal akut. Publik harus sesegera mungkin paham soal ini dan siap untuk melakukan mitigasi secara mandiri, " tandasnya. (ann/aha)